AWAS, Jangan Tertipu Harga Murah
Tarif murah ke Tanah Suci, masih menjadi senjata ampuh bagi
penyelenggara haji plus dan umrah untuk menggaet calon peserta
sebanyak-banyaknya. Padahal, ini pula yang menjadi senjata utama biro
perjalanan ‘nakal’ untuk memperdaya korbannya. Siapa saja siap dimangsa para
penyelenggara umrah dan haji plus nakal ini, termasuk mungkin keluarga, orang
terdekat, bahkan mungkin Anda sendiri. Meski sudah banyak kejadian, nyatanya
belum membuat orang lain jera. Masih ada saja yang tertipu. Padahal, bukankah
pengalaman orang lain adalah guru yang sangat berharga?
Baru-baru ini misalnya, ratusan orang tertipu dengan kerugian
miliaran rupiah akibat penyelenggara umrah dan haji abal-abal. Bijak
mengatakan, harga tak pernah bohong. Tarif murah, risiko jelas lebih besar.
Uang peserta dibawa kabur, maka kemana harus dicari? Sebab kantornya dan
pengelolanya sudah tidak jelas di mana rimbanya.
Beberapa indikasi atau tanda-tanda yang perlu menjadi perhatian
adalah, ketidakpastian berangkat. Ketika calon jamaah umrah atau haji
dijanjikan berangkat dengan waktu yang tidak pasti, semestinya sudah harus
curiga.
Tarif murah dengan jadwal berangkat tidak menentu, biasanya juga diikuti
dengan fasilitas yang buruk. Misalnya, hotelnya jauh dari tempat ibadah, bus
yang jelek, kamar tidak layak huni, makanan kurang nyaman, dan berbagai
kekurangan lainnya.
Risiko
di atas sebenarnya belum seberapa dibanding ngerinya risiko umrah yang dihadapi
di akhirat. Apa risikonya? Risikonya adalah ditolak amalan pahalanya
alias umrahnya sia - sia. Apa
hubungannya dengan umrah murah murah dengan ditolak pahala? Ingat kisah qabil yang qurbannya ditolak
karena bukan memberi yang terbaik, padahal dia mampu.
Karena itu, jika kita sebenarnya mampu untuk harga
yang baik, kenapa nekat memilih yang murah bahkan tidak jelas perusahaannya?
“Tapi saya kan memang ngga mampu,
makanya cari yang murah,” mungkin demikian alasan yang muncul. Benarkah benar-benar
tidak mampu? Apakah memang sudah maksimal? Jika memang sudah berusaha habis -habisan dalam
berkurban harta untuk pelunasan umrah, misalnya sudah jual tanah, rumah, emas,
dan lainnya sudah habis, dan hanya mampu mengumpulkan pelunasan yang
murah, tentu jalan berikutnya adalah memohon pertolongan kepada Allah.
Sampaikan dengan ikhlas kepada Allah bahwa apa yang dilakukan adalah
ikhtiar yang sudah sangat maksimal. Yakinlah, Allah akan mencukupkan dan pasti
akan memberangkatkan hambanya yang benar-benar ingin berkunjung ke Tanah Suci.
Sebab sesungguhnya Allah maha tahu apa yang diinfaqkan. Dalam
Alquran Surat Ali Imran, ayat 92 disebutkan, “kamu tidak memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfaqkan sebagian
harta yang kamu cintai. Apapun yang kamu infaqkan, tentang hal itu, sungguh
Allah maha mengetahui.”
Hati - hati dalam memilih harga umrah, karena bukan saja berkaitan dengan risiko di dunia, tapi juga berisiko diterima tidaknya pengorbanan di akhirat. Bagaimana menurut Anda? (*)
Komentar
Posting Komentar