Kurangi Gaya Hidup, Ayo ke Tanah Suci


Ketika gaji masih kecil bahkan pas-pasan, ternyata masih kurang. Mendapat gaji lebih besar, ternyata juga masih kurang. Lantas kapan cukupnya? Kalau sudah seperti ini, kapan pula bisa pergi ke Tanah Suci?

Fakta membuktikan, ketika penghasilan meningkat, kebutuhan juga meningkat. Namun, ada lagi yang lebih menyeramkan dari itu, yakni urusan gaya hidup. Kalau hanya sekadar memenuhi kebutuhan, berapa pun penghasilan, rasanya akan cukup. Tapi kalau sudah urusan gaya hidup, belum tentu.


Saya pernah menjumpai seorang kawan, dengan penghasilan suami yang sudah cukup lumayan, di atas Rp 50 juta per bulan. Nyatanya, masih terlilit utang juga puluhan juta rupiah. Usut punya usut, kegemarannya mengoleksi barang bermerek yang menjadi penyebabnya.


Gemar terhadap sesuatu, tentu boleh-boleh saja. Tapi mari coba merenung lebih dalam, untuk apa semua itu? Kalau pun kemudian barang itu dijual kembali, apakah menguntungkan atau bahkan merugikan?

Mari coba alihkan biaya gaya hidup untuk menabung ke Tanah Suci. Boleh umrah atau haji plus. Setiap kali hendak membeli barang bermerek, jika memang itu sangat dibutuhkan, coba beli barang yang sama dengan fungsi maksimal dan harga terjangkau. Nah, selisih harga dengan yang bermerek itu bisa ditabungkan.

Sebagai ibu rumah tangga, saya juga pernah mengalami hal ini. Nyaris tergoda dengan gaya hidup. Beruntung, pikiran rasional masih muncul, sehingga tidak mudah tergoda dengan barang branded. Bukankah yang lebih penting adalah fungsinya


Adalah benar, harga sebanding dengan kualitas. Persoalannya, merek hanya membeli kepuasan batin, bukan lagi membeli fungsi. Faktanya, banyak barang berkualitas, dengan harga yang sesuai.

Jadi, Anda pilih mana? Mau menabung untuk ke Tanah Suci, atau untuk membeli sebuah merek?

Lalu bagaimana caranya supaya bisa menabung ke Tanah Suci? Jangan sungkan, hubungi nomor yang ada di laman ini. Bahkan, tidak hanya menabung, jika berminat juga bisa mendapatkan kesempatan untuk umrah atau haji plus secara gratis. Menarik bukan?

Gaya hidup hanya memberikan kepuasan sesaat. Sementara ke Tanah Suci, tentu bisa memberikan kenyamanan dunia dan akhirat. 

Demikianlah adanya. (*)




Komentar

Postingan populer dari blog ini

MANTAP NIH, Arab Saudi Gratiskan Visa Umrah dan Haji

Berani Bermimpi, Awal Mudah ke Tanah Suci